Warga desa Nambakor memiliki kegiatan rutinitas, seperti tahlilan dan kemuslimatan. Tahlilan menjadi kegiatan rutinitas yang diadakan warga setiap malam jumat di masing-masing dusun. Tahlilan di desa Nambakor bukan hanya sebagai ritual keagamaan namun, juga digunakan sebagai sarana untuk menjalin silaturrahmi antar warga. Tahlilan dilakukan secara bergantian ke masing-masing rumah anggota.
Hal ini
ditujukan agar dapat saling berkunjung dan mempererat nilai kekeluargaan antar
anggota. Sesuai dengan pendapat K.H. Muhyiddin Abdusshomad, pengasuh Pondok
Pesantren Nurul Islam Jember, mengemukakan bahwa tahlilan memiliki beberapa
manfaat, diantaranya sebagai usaha bertaubat kepada Allah SWT untuk diri
sendiri dan saudara yang telah meninggal dunia, mempererat tali persaudaraan
antara sesama, serta sebagai salah satu media dakwah yang efektif di dalam
penyebaran agama islam.
Tahlilan di Desa Nambakor memiliki perbedaan dengan
tahlilan pada umunya. Jika biasanya tahlilan hanya dilakukan untuk mendoakan
orang yang telah meninggal, di desa Nambakor selain berisi kegiatan keagamaan
juga diselingi dengan kegiatan kumpul kelompok tani, sehingga bukan sekedar
sebagai rutinitas kegiatan keagamaan tetapi juga rutinitas kegiatan untuk
kelompok tani.
Jika tahlilan pada umunya tahlilan merupakan kegiatan
keagamaan untuk kaum pria, maka di Nambakor tahlilan juga diperuntukkan bagi kaum
wanita. Tujuannya pun sama, untuk menjaga silaturrahmi antar warga. Setiap
dusun memiliki kelompok kemuslimatan masing-masing dengan jadwal yang berbeda.
Kegiatan-kegiatan
di atas telah melekat dan menjadi kebiasaan warga desa Nambakor. Lantunan
tahlil, tahmid, tasbih, dan sholawatan terasa tidak asing. Setiap hari dalam
seminggu warga disibukkan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut.
Seperti
mencerminkan sistem kepercayaan, nilai, dan sikap yang telah menyatu dan
membentuk suatu budaya. Budaya yang bukan milik tiap individu, melainkan budaya
yang dimiliki masyarakat secara kolektivitas. Budaya yang diteruskan secara
estafet ke generasi-generasi berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar