Menarik
sejarah jauh di masa lampau mengenai garam, tentu sangat susah untuk mencari
literasi, apalagi untuk menjabarkanya. Berbicara tentang hal ini, penulis akan
mengulas sejarah garam sesuai fokus pembahasan buku ini –ruang lingkup madura.
Pembahasan sejarah akan sangat luas, jika kita berbicara asal mula bagaimana garam bisa ditemukan tentunya kita akan masuk kedalam masa purba, dimana mahluk hidup mulai mencari cara sedikit demi sedikit untuk bertahan hidup menuju kehidupan yang lebih sejahtera.
Madura sebagai pulau penghasil garam terbanyak di indonesia, sehingga memiliki julukan pulau garam, tentunya memiliki pembahasan yang tak kalah menarik mengenai asal – muasalnya.
Sejarah garam madura selaras dengan penyebaran agama islam di pulau ini. Pada zaman penyebaran agama Islam di Madura, di kenal sosok yang bernama Syekh Angga Suto yang berasal dari Cirebon datang ke Sumenep. Tokoh tersebut pertama kali menginjakan kaki di Madura yaitu di salah satu pantai daerah Pinggir Papas.
Dalam proses kedatangannya, mbah Angga Suto mendapati sebuah telapak besar di pinggir pantai yang sedang surut, dan mendapati sebuah gumpalan putih yang kini dinamai garam. Beliau memutuskan untuk mengajarkan cara pembuatan garam kepada masyarakat Sumenep sebagai daya tarik dalam usaha syiar Agama yang Ia lakukan.
Pada akhirnya kebiasaan membuat garam ini terus dilakukan sampai sekarang, sehingga Sumenep menjadi terkenal sebagai penghasil garam. Kisah ini kemudian terus diperingati masyarakat Sumenep dengan ritual adat yang dinamai dengan upacara Nyadar (Lontarmadura, 2010).
Pembahasan sejarah akan sangat luas, jika kita berbicara asal mula bagaimana garam bisa ditemukan tentunya kita akan masuk kedalam masa purba, dimana mahluk hidup mulai mencari cara sedikit demi sedikit untuk bertahan hidup menuju kehidupan yang lebih sejahtera.
Madura sebagai pulau penghasil garam terbanyak di indonesia, sehingga memiliki julukan pulau garam, tentunya memiliki pembahasan yang tak kalah menarik mengenai asal – muasalnya.
Sejarah garam madura selaras dengan penyebaran agama islam di pulau ini. Pada zaman penyebaran agama Islam di Madura, di kenal sosok yang bernama Syekh Angga Suto yang berasal dari Cirebon datang ke Sumenep. Tokoh tersebut pertama kali menginjakan kaki di Madura yaitu di salah satu pantai daerah Pinggir Papas.
Dalam proses kedatangannya, mbah Angga Suto mendapati sebuah telapak besar di pinggir pantai yang sedang surut, dan mendapati sebuah gumpalan putih yang kini dinamai garam. Beliau memutuskan untuk mengajarkan cara pembuatan garam kepada masyarakat Sumenep sebagai daya tarik dalam usaha syiar Agama yang Ia lakukan.
Pada akhirnya kebiasaan membuat garam ini terus dilakukan sampai sekarang, sehingga Sumenep menjadi terkenal sebagai penghasil garam. Kisah ini kemudian terus diperingati masyarakat Sumenep dengan ritual adat yang dinamai dengan upacara Nyadar (Lontarmadura, 2010).
0 komentar:
Posting Komentar