Desa Nambakor

Kami dalam Seribu Kincir Angin

Desa Nambakor

"Alestareaghi budaya, saongghunah kaghebei ajhege adhet bengsa", melestarikan budaya, sejatinya untuk menjaga identitas suatu bangsa.

  • Kec. Saronggi - Kab. Sumenep
  • 087750130038
  • desa.nambakor@gmail.com
  • desanambakor.blogspot.co.id
Me

Potensi Desa

Kehidupan masyarakat dan kondisi geografis desa Nammbakor

Luas Wilayah 12,54 Km
Banyak Dusun 3 Dusun
Jumlah Penduduk 1.549 Orang
Banyak Rumah Tangga 460 Keluarga

Geografi dan Ketinggian

Desa Nambakor termasuk desa pantai di Kecamatan Saronggi. Data statistik Kabupaten Sumenep tahun 2015 mencatat desa Nambakor memiliki wilayah terluas diantara desa-desa lain di kecamatan Saronggi. Luas desa Nambakor terhitung 12,54 hektar atau 18,52 persen.

Pemerintahan dan Penduduk

Desa Nambakor memiliki 3 dusun, diantaranya dusun Cemara, dusun Tega, dan dusun Lembung. Desa Nambakor memiliki 3 RW dan 10 RT. Terdapat 2 orang perangkat desa yang telah ditetapkan dari 9 orang. Serta jumlah BPD di nambakor sebanyak 5 orang. Dan bidang yang di atur oleh perangkat desa sebanyak 4 bidang.

Pendidikan

Desa Nambakor memiliki 1 Taman Kanak-Kanak dengan 2 ruang kelas. Guru TK di desa nambakor ada 4, dan jumlah muridnya sebanyak 34. Jumlah Sekolah Dasar di desa Nambakor ada 2, yaitu SDN 1 Nambakor dan SDN 2 Nambakor dengan jumlah murid secara keseluruhan sebanyak 130 siswa. Untuk tenaga pengajar SD di desa Nambakor ada 30 orang.

Industri

Banyaknya rumah tangga sektor non pertanian menurut desa dan lapangan usaha utama 2015 desa Nambakor terdapat beberapa usaha di sektor non pertanian, meliputi perdagangan, angkutan, industri, pertukangan, dan jasa. Jumlah usaha perdagangan sebanyak 19, jumlah usaha angkutan sebanyak 8, jumlah usaha industri sebanyak 29, jumlah usaha pertukangan sebanyak 7, dan jumlah usaha industri sebanyak 7.

Kesehatan

Banyaknya fasilitas dan jenis fasilitas kesehatan (2015) di desa nambakor terdapat 1 pos kesehatan, 3 posyandu, dan 1 Praktek bidan. Sedangkan tenaga kesehatannya hanya ada 1 tenaga yaitu bidan, dan 2 dukun bersalin terlatih.

Sosial

Sebagian besar perkumpulan olahraga di kecamatan saronggi banyak berkecimpung di bidang olahraga bola voli. Dan beberapa diantaranya juga memiliki perkumpulan olahraga jenis bulu tangkis dan sepak bola . Tidak kalah dari beberapa desa lain di kecamatan saronggi, Desa nambakor memliki beberapa perkumpulan olahraga, jenis olahraga yang ada di daerah nambakor yaitu bola voli. Desa nambakor memiliki 2 perkumpulan beserta fasilitas olahraganya.

  • Logo Desa

  • Lahan Garam Nambakor bagian dari Sengketa



    Kegiatan pembuatan atau bertani garam terus ditekuni masyarakat Madura hingga kedatangan bangsa asing yang memiliki ekspedisi pencarian rempah-rempah. Lambat laun maksut dari bangsa asing tersebut berubah hingga ingin menguasai wilayah indonesia, termasuk wilayah tambak garam yang dimiliki masyarakat. 

    Kegiatan ekspoitasi tersebut tercatat sejak jaman VOC (Veerenigde Oost Indische Compagnie), dari sisi ekonomi pembuatan garam di pantai Madura telah membuka jalan bagi sirkulasi uang yang beredar. Pada abad XIX, penjualan ladang garam sudah menjadi sesuatu yang lazim. Penjualan ladang garam hampir sama tingkatnya dengan pewarisan (Kuntowijoyo, 1985).

    Perjual-belian lahan antara masyarakat dan pihak asing ini yang kemudian meninggalkan sengketa lahan hingga saat ini. Transaksi yang disertai dengan perampasan oleh pihak kolonial Belanda, tercatat di tahun 1936 penguasa lahan pertanian garam diharuskan melakukan perjanjian penyewaan lahan kepada pihak kolonial yang berupa hak sewa selama 50 tahun. Dengan perjanjian itu ladang garam dikuasai hingaa saat ini beralih dijadikan ladang garam pemerintah (Yulinda, 2014).

    Sesuai artikel LBH Surabaya (dalam Yulinda, 2014), intervensi pemerintah Hindia Belanda  terhadap usaha pengamanan rakyat dimulai dengan terbitnya Undang-undang No. 25 tahun 1936 tentang Zout Monopoli. dilakukan tindakan pengambil alihan usaha pengamanan rakyat dengan cara perampasan dan pembakaran perkampungan petani garam.
  • Sejarah Garam Nambakor


    Menarik sejarah jauh di masa lampau mengenai garam, tentu sangat susah untuk mencari literasi, apalagi untuk menjabarkanya. Berbicara tentang hal ini, penulis akan mengulas sejarah garam sesuai fokus pembahasan buku ini –ruang lingkup madura. 

    Pembahasan sejarah akan sangat luas, jika kita berbicara asal mula bagaimana garam bisa ditemukan tentunya kita akan masuk kedalam masa purba, dimana mahluk hidup mulai mencari cara sedikit demi sedikit untuk bertahan hidup menuju kehidupan yang lebih sejahtera.

    Madura sebagai pulau penghasil garam terbanyak di indonesia, sehingga memiliki julukan pulau garam, tentunya memiliki pembahasan yang tak kalah menarik mengenai asal – muasalnya.

    Sejarah garam madura selaras dengan penyebaran agama islam di pulau ini. Pada zaman penyebaran agama Islam di Madura, di kenal sosok yang bernama Syekh Angga Suto yang berasal dari Cirebon datang ke Sumenep. Tokoh tersebut pertama kali menginjakan kaki di Madura yaitu di salah satu pantai daerah Pinggir Papas. 

    Dalam proses kedatangannya, mbah Angga Suto mendapati sebuah telapak besar di pinggir pantai yang sedang surut, dan mendapati sebuah gumpalan putih yang kini dinamai garam. Beliau memutuskan untuk mengajarkan cara pembuatan garam kepada masyarakat Sumenep sebagai daya tarik dalam usaha syiar Agama yang Ia lakukan. 

    Pada akhirnya kebiasaan membuat garam ini terus dilakukan sampai sekarang, sehingga Sumenep menjadi terkenal sebagai penghasil garam. Kisah ini kemudian terus diperingati masyarakat Sumenep dengan ritual adat yang dinamai dengan upacara Nyadar (Lontarmadura, 2010).
  • NET TV: Lampu Garam Nambakor


  • JTV: Lentera Garam Nambakor


  • Strategi Hidup Sejahtera Masyarakat Pesisir



    Masyarakat Nambakor hidup sebagai masyarakat pesisir, karena Nambakor yang terletak di dataran rendah antara lautan dan daratan. Terdapat banyak lahan tambak garam dan tambak ikan dari pada sawah atau lahan pertanian untuk bercocok tanam.

    Kondisi tanah yang salin dan berpasir kurang baik untuk budidaya tanaman. Sehingga rata-rata masyarakat Nambakor bekerja sebagai petani garam, penambak udang dan bandeng.

    Diperlukan banyak cara agar strategi dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, khususnya di dunia kerja, agar perekonomian masyarakat tidak mengalami ketimpangan atau collapse (kempis) dalam suatu waktu. 

    Jika musim hujan masyarakat Nambakor memanfaatkan lahan tambak ikan sebagai alternatif bagi masyarakat ketika garam sudah tidak diproduksi. Tambak-tambak tersebut berpeluang untuk dapat menambah pendapatan ekonomi masyarakat. Tambak-tambak tersebut oleh masyarakat dijadikan lahan untuk memelihara atau beternak ikan mulai windu ikan sampai panen, seperti ikan bandeng dan udang. Hal ini memberi jalan bagi masyarakat Nambakor yang sebagian besar sebagai petani garam untuk tetap bekerja dan berpenghasilan ketika garam sudah tidak produksi, yakni bila musim hujan tiba.

    Para pekerja garam lebih didominasi oleh orang-orang yang sudah berusia tua (berkisar 30-40 an ke atas). Sedangkan pemuda-pemudanya hampir 50% lebih memilih merantau ke luar daerah atau provinsi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam segi ekonomi, masyarakat desa Nambakor cukup sejahtera dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Nambakor



    Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi. Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur.

    Kesejahteraan masyarakat menengah kebawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh penurunan tingkat kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, standar tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas garam masyarakat.

    Seseorang bekerja untuk kelangsungan kehidupannya sebagai makhluk Tuhan. Sebagai makhluk individu serta makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari orang lain di dunia ini. Bekerja disini tidak hanya mengandung makna untuk kepentingan pribadi, semata-mata untuk memperoleh pendapatan atau gaji sebagai patokan perekonomian belaka, namun juga demi terwujudnya kehidupan sosial yang sejahtera. Mengandung arti memiliki jiwa sosial tinggi atau solidaritas sosial dalam kehidupan bermasyarakat, terbentuk rasa kepedulian sosial dan saling tolong-menolong terhadap yang lemah.

    Ada kerjasama antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok atau individu (perseorangan) dengsn lembaga-lembaga tertentu. Sehingga dengan demikian diharapkan kehidupan sosial dan ekonomi dapat stabil bahkan meningkat dan berkembang menjadi lebih baik dari keberadaan sebelumnya.

    Dari sudut pandang sosiologi, bekerja tidak dilihat sebagai aktivitas fisik, tetapi lebih dari itu adalah aktivitas sosial yang didalamnya terdapat hubungan sosial yang terorganisir dalam beberapa macam sistem. Sistem hubungan kerja yang melekat dalam kehidupan masyarakat modern-industrial lebih kompleks dibandingkan dengan masyarakat tradisional-agraris.

    Sistem hubungan kerja tersebut dibangun di atas dua hal, yaitu: Pertama, pilihan srategi yang dilembagakan pemberi kerja untuk mengotrol pekerja (buruh). Kedua, pilihan respon yang dibangun oleh buruh dalam mengakomodasi kontrol tersebut, baik di dalam proses produksi maupun dalam masyarakat.
  • NAMBAKOR: Bagian dari Desa Saya

    Bermimpilah dan yakinlah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu dan akan menghadirkannya di alam nyata tepat pada saat engkau membutuhkannya. “Innamaa amruhu idza arada syaian ayyakulalahu..kun fayakun…” yang artinya ” Bilamana Allah menghendaki sesuatu terjadi dan berfirman terjadi..maka terjadilah..” (Q.s Yasiin:82).

    ADDRESS

    Kec. Saronggi - Kab. Sumenep

    EMAIL

    desa.nambakor@gmail.com

    KEPALA DESA

    H. Abd. Salam
    087750130038

    SEKRETARIS DESA

    Zakir
    082331445789