Masyarakat Nambakor hidup sebagai masyarakat pesisir, karena Nambakor yang terletak di dataran rendah antara lautan dan daratan. Terdapat banyak lahan tambak garam dan tambak ikan dari pada sawah atau lahan pertanian untuk bercocok tanam.
Kondisi tanah yang salin dan berpasir kurang
baik untuk budidaya tanaman. Sehingga rata-rata masyarakat Nambakor bekerja
sebagai petani garam, penambak udang dan bandeng.
Diperlukan banyak cara agar strategi dalam mewujudkan kehidupan
masyarakat yang sejahtera, khususnya di dunia kerja, agar perekonomian
masyarakat tidak mengalami ketimpangan atau collapse (kempis) dalam
suatu waktu.
Jika musim hujan masyarakat Nambakor memanfaatkan lahan tambak
ikan sebagai alternatif bagi masyarakat ketika garam sudah tidak diproduksi.
Tambak-tambak tersebut berpeluang untuk dapat menambah pendapatan ekonomi
masyarakat. Tambak-tambak tersebut oleh masyarakat dijadikan lahan untuk
memelihara atau beternak ikan mulai windu ikan sampai panen, seperti ikan
bandeng dan udang. Hal ini memberi jalan bagi masyarakat Nambakor yang sebagian
besar sebagai petani garam untuk tetap bekerja dan berpenghasilan ketika garam
sudah tidak produksi, yakni bila musim hujan tiba.
Para pekerja garam lebih didominasi oleh
orang-orang yang sudah berusia tua (berkisar 30-40 an ke atas). Sedangkan
pemuda-pemudanya hampir 50% lebih memilih merantau ke luar daerah atau
provinsi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam segi
ekonomi, masyarakat desa Nambakor cukup sejahtera dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
0 komentar:
Posting Komentar